Setiap Anak Memiliki Perbedaan


Semua orang mendambakan anak mereka agar bisa berhasil, namun tidak semua anak sempurna dalam keberhasilannya, apabila orangtua memiliki 3 atau 4 orang anak, tentunya memiliki perbedaan diantara keempat anaknya, perbedaan tidak hanya terlihat pada fisik namun juga pada terletak pada perbedaan sifat. Anak memiliki keistimewaan tersendiri, hal ini tentu saja tergantung kepada orangtua yang melihat bagaimana perkembangan sianak, anak yang dibiarkan berkembang sendiri tanpa diperhatikan maka akan menimbulkan suatu masalah. Nah, ngomong-ngomong masalah ngurusin anak, bercerita sedikit bahwa saya memiliki dua orang ponakan laki-laki yang sangat berbeda tingkah lakunya, entah karena umur yang berbeda atau malah yang lainnya?

Perbedaan kedua ponakan terlihat pada saat penerimaan raport, ponakan saya yang pertama mendapat rangking dikelasnya, keduaorangtuanya tentu saja bangga dengan pengumuman anaknya mendapat juara, namun berbeda dengan ponakan laki-laki saya yang kedua, dulu memang dia dapat rangking juga dikelasnya, tapi sejak dibelikan permainan baru atau yang disebut “Playstation” bahkan sering main warnet juga, menyebabkan sianak berbeda 180 derajat dari biasanya.

Waktu itu saya yang diberi tugas untuk mengambil raportnya, saya terkejut ketika guru wali kelasnya meminta harus orangtua sianak yang mengambil raport, kalau begitu ya sudah saya pulang dan memanggil kakak saya untuk dating langsung kesekolah, alhasil kakak saya marah-marah dirumah dan mengatai-ngatai sianak, ponakan saya yang dimarahi menangis tersedu-sedu, kasian sekali rasanya.

Saya melihat kejadian yang menimpa ponakan saya yang kedua sungguh menyedihkan, saya melihat bahwa keduaorangtuanya kurang memperhatikannya, ponakan saya sering belajar sendiri tanpa dipantau, bermain tanpa tahu waktu, sehingga Pekerjaan Rumah (PR) tidak dikerjakannya, sungguh saya melihat dari aspek yang berbeda. Saya yakin dan percaya tidak semua anak paham dan yakin dengan tujuannya belajar, setidaknya orangtua harus menyempatkan diri untuk menasehati dalam artian jangan bernada keras/marah-marah, berilah sianak perhatian lebih dalam belajarnya, ditanya bagaimana tugas disekolahnya, dan orangtua juga harus paham siapa saja temannya.

Saya belum menjadi orangtua tapi akan menjadi calon orangtua, saya rasa hal yang saya sampaikan setau dan sedalam ilmu kajian saya bahwa saya menginginkan setiap anak diperhatikan, anak yang kurang pandai hari ini belum tentu dia bodoh, mungkin saja sianak memiliki keunikan teersendiri yang berbeda, saya heran sebenarnya dengan pendidikan diIndonesia yang mencoba menyamaratakan pendidikan, padahal setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda, seharusnya sianak tidak dicoba samakan tapi dicari jalan lain yang menjurus keahlian mereka.

Wah kalimat saya terlalu panjang dan hampir melebar kemana-mana, saya rasa cukup sekian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Guru Raih Prestasi Internasional Berkat Menulis

Bernostalgia di Aplikasi Facebook

Writing By Heart