Stop Membandingkan Diri Dengan Orang Lain Kecuali Tentang Ini
FOTO: GOOGLE.COM
Setiap orang memiliki cerita berbeda, jalan hidup
yang tentu saja tidak sama. Ada orang yang dengan tanpa disangka menjadi orang
yang hebat, memiliki pekerjaan yang baik dan seperti berkecukupan. Sementara di
lain tempat ada juga orang yang masih berjuang dengan menghadapi hal yang belum
terlihat apa-apa. Poin disini terlihat, kamu akan mengetahui dengan cepat
perkembangan temanmu melalui media sosial yang dimilikinya. Terlihat menikmati
dan bahagia dengan hidup dan ada yang terang-terangan memperlihatkan kesulitan
hidupnya.
Hal yang begitu mudah dilihat di
media sosial akan membuat orang membandingkan kehidupan dirinya dengan
teman-temannya. Membandingkan mengapa saya belum apa-apa, tentu saja akan
muncul sifat iri dengki bahkan sampai membenci, tidak logis rasanya sampai
sebegitu irinya dengan apa yang dipunyai orang lain. Sifat dengki dan benci
terhadap orang lain yang terlihat sukses atau bahagia itu tidak baik. Tetapi
apa yang harus dilakukan dengan kejadian seperti ini?
Setiap orang punya prosesnya sendiri,
ada orang yang memilih hidup begini ada yang memilih begitu. Kenapa muncul rasa
belum bergerak padahal teman sebaya sudah jauh melangkah? Hal ini karena kita
belum bersyukur dengan apa yang dimiliki dan selalu merasa diri tidak kompeten.
Rasa yang selalu ingin menyaingi orang lain akan berpengaruh terhadap susahnya penemuan
jati diri pribadi. Setiap orang tidak sama dan setiap orang punya cara dan
usaha untuk bisa menggapai apa yang diimpikannya, perlunya intropeksi lebih
dalam tentang kemampuan apa yang dimiliki, hobi apa yang bisa dikembangkan. Maka
kamu tidak akan memusingkan apa yang telah dicapai orang lain.
Belajarlah dan ketahuilah bahwa orang
yang sukses tidak dengan mudah ada begitu saja, tetapi ada peristiwa-peristiwa
pahit yang dilaluinya. Kamu melihat temanmu bahagia dengan setiap postingannya,
bukan berarti dia tidak pernah bersedih, tetapi dia bisa menutup rapat rasa
sedih yang ada dihatinya. Sebaiknya memang memposting kebaikan dan insipratif
akan membawa orang lain untuk melakukannya juga.
Berhentilah membandingkan capaian
orang lain dengan diri sendiri karena akan memunculkan sifat iri dengan dunia
yang dimilikinya, kita boleh saja iri namun dengan perkara akhirat seperti
ibadah orang lain yang ternyata lebih khusuk dan lebih dalam, orang yang selalu
hadir pengajian dan orang yang selalu memberi manfaat pada sekitar. Rasa iri
terhadap akhirat tentu boleh dengan catatan kita juga berupaya untuk bisa
memperbaiki ibadah dan kedekatan dengan sang ilahi.
Ketika kamu sudah menemukan kalimat “untuk
apa saya diciptakan didunia ini?, kemana saya akan berpulang? dan bagaimana
saya bisa menambah amal saya selama hidup didunia”?, ingat jika sudah ini yang
ada dikepalamu, kamu tidak akan mengejar dunia yang hanya hiasan semata, tetapi
kamu akan berusaha mengejar akhiratmu dengan terus menjadi lebih baik dan terus
merasa perlu belajar dan tidak pernah puas dengan ilmu agama yang diketahui
saat ini.
Komentar
Posting Komentar