Tips Dan Trik Membuat Tujuan dan Metode Pembelajaran Yang Relate dengan Kehidupan Peserta Didik (maaf masih newbie)
Foto: Dokumentasi di Kelas Saat Awal PTMT
Sudah beberapa
minggu, aku tidak membuat tulisan di blog. Tiba-tiba, ponselku berbunyi menandakan
adanya notifikasi dari pesan Instagram. Setelah pesanku baca, aku tertegun,
karena blog yang aku buat ada penggemarnya. Alhamdulillah ya, blogku ada yang
baca (emot Bahagia nih 😊)
Karena memang awalnya menulis blog bukan untuk mendapatkan penggemar, tapi
lebih kepada sharing dan berbagi untuk siapa saja terutama pengingat
bagi diri sendiri.
Berkaitan dengan
pesan Instagram tersebut, aku diminta memberikan tips dan trik dalam merumuskan
tujuan pembelajaran dan metode pembelajaran yang dekat dengan kehidupan peserta
didik.
Akupun masih
tahap belajar, semoga blog ini bisa saling berbagi dengan guru Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dan guru lainnya dimanapun berada.
Tujuan pembelajaran
merupakan acuan dalam memberikan pengajaran. Namun, banyak guru yang masih berpatokan
dengan perangkat pembelajaran dari tahun sebelumnya yang masih terkesan text
book atau hapalan. Perangkat pembelajaran selalu diminta di awal semester. Nah,
aku biasanya membuat dua tujuan pembelajaran, tujuan pembelajaran yang memang
sesuai perangkat ajar. Dan tujuan pembelajaran modifikasi aku sendiri. Di sini aku
akan berikan tips untuk merumuskan tujuan pembelajaran versi diri sendiri.
Sebelum membuat
tujuan pembelajaran, pastikan kita sebagai guru sudah membagikan G-form (Google
Formulir) yang berisi Asesmen Diagnostik (Penilaian awal tentang diri
peserta didik), penilaian ini penting untuk mengetahui latar belakang peserta
didik, seperti memiliki gadget, kuota dan permasalahan pembelajaran yang
sering mereka keluhkan selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan Pertemuan Tatap
Muka Terbatas (PTMT). Jika G-form rasanya belum bisa diberikan karena
alasan sekolah pelosok atau anak-anak tidak tahu cara mengisinya. Bisa dengan
memberikan pertanyaan atau uraian singkat yang menjawab dan mengetahui keinginan
peserta didik.
Tips
merumuskan tujuan pembelajaran yang dekat dengan peserta didik,
1. Rumuskan
tujuan pembelajaran dengan kata yang bisa diukur saat diterapkan kepada peserta
didik setelah melakukan asesmen diagnostik. Misalnya, Materi yang diberikan
tentang Pancasila. Contoh tujuan pembelajaran: Peserta didik mampu mengaitkan
Pancasila dengan hobi yang dimiliki. Atau peserta didik dapat menceritakan
pelanggaran Pancasila di lingkungan keluarga atau lingkungan tempat tinggal
mereka.
2. Tujuan
pembelajaran selain bisa diukur juga harus divalidasi dengan memanfaatkan
pembelajaran tatap muka untuk melihat ekspresi peserta didik dalam menyampaikan
dan menuliskan tentang contoh penerapan Pancasila di lingkungan tempat tinggalnya.
3. Tujuan
pembelajaran dibuat dinamis jangan hanya terpaku pada materinya saja. Gali terus
dengan mengaitkan dengan potensi dan bakat peserta didik. Misalnya, tujuan
pembelajaran sebelumnya, peserta didik dapat menjelaskan tentang penerapan
nilai Pancasila. Dapat diubah dengan, peserta didik dapat menggambar poster
tentang anti korupsi sebagai penerapan dari sila kelima Pancasila.
4. Rumusan
tujuan pembelajaran juga dapat didukung dengan media-media yang relevan dengan
peserta didik. Aku sering memberikan games-games online dibantu oleh
aplikasi seperti: wordwall, kahoot, quiziz dan aplikasi lainnnya.
Dalam merumuskan
tujuan pembelajaran ini, aku terus belajar dari akun-akun yang juga mendukung
tentang perlunya memberikan pengajaran yang konstekstual bukan hanya sekedar
hapalan dan pengetahuan. Akun Instagram ini juga harusnya diikuti oleh
guru-guru, karena sangat bermanfaat. List Instagram yang aku ikuti:
1. @bukik
2. @rizqyrahmat
3. @shinodaari
4. @kampusgurucikal
5. @mamanbasyaiban
6. @ceritaguru
7. @giaghaliyah
Selanjutnya,
tentang Metode pembelajaran, untuk PJJ metode yang aku pakai menerapkan one
week meet and one week exam.
Pembelajaran
PKN hanya ada 1 kali dalam seminggu pada setiap kelas. Misalnya minggu pertama atau
pertemuan pertama khusus meet/zoom saja, minggu berikutnya aku akan
khusus memberikan tugas dan tidak ada meet. Tugasnya juga diupayakan dekat
dengan kehidupan peserta didik sesuai tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Selain
itu, meet aku usahakan untuk tidak terlalu serius, biasanya di situ aku
manfaatkan dengan meminta umpan balik dengan bertanya random kepada peserta
didik. Aku juga selingi dengan permainan seperti menebak judul lagu kebangsaan
atau bermain games online bersama-sama.
Metode pembelajaran
saat PTMT aku usahakan membangun chemistry yang lebih dekat dengan peserta
didik. Mulai awal pembelajaran aku tidak langsung ke materi, biasanya aku mengecek
kehadiran disertai dengan pengenalan diri mereka, kalau misalnya aku baru
pertama kali bertemu mereka. Nah, Kalau sudah sering bertemu. Aku akan meminta
peserta didik berdiri dan menceritakan tiga hal yang menggambarkan dirinya. Eh ini
bisa diterapkan untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau tingkat
lanjut ya. Kalau untuk anak-anak di bawah jenjang SMP bisa dengan tanyakan cita-cita
atau hobi.
PTMT aku ibaratkan
golden meet (pertemuan emas), aku benar-benar mencoba untuk memanfaatkan
waktu yang sedikit untuk bisa mengenal karakter dan mendapat umpan balik dari
peserta didik. Buatlah PTMT mengesankan dan menyenangkan. Semoga kita bisa PTM
secara keseluruhan, sehingga bisa menerapkan metode pembelajaran yang lebih
beragam.
Tujuan dan
metode pembelajaran yang aku sampaikan semoga memberikan gambaran bagi
guru-guru dalam menerapkannya di sekolah masing-masing.
Selain memberikan
pengajaran, ingatlah bahwa guru bertanggung jawab untuk mendidik. Mendidik merupakan
Amanah yang berat, kalau hanya sekedar pengetahuan saja. Sangat disayangkan,
karena tugas guru lebih kompleks dari itu. Semoga kita bisa terus belajar dan
tidak hentinya belajar dalam menemukan pembelajaran yang menyenangkan yang
sesuai dengan kehidupan peserta didik saat ini. Semangat untuk semua guru di
seluruh Indonesia.
Saya jadi
ingat salah satu pesan dari coach saya waktu kami sedang pelatihan, kira-kira
begini bunyi kalimatnya
“Rencanakan
apa yang kamu lakukan, lakukan apa yang kamu rencanakan”
“Tulis apa
yang kamu lakukan, lakukan apa yang kamu tulis”
“Tahu apa
yang kamu lakukan, lakukan apa yang kamu tahu”
Sebagai
guru, kita harus belajar merencanakan, menuliskan dan mengetahui apa yang kita
lakukan.
Salam hangat
dari guru yang masih belajar dan masih haus akan belajar. 😊
Komentar
Posting Komentar