Sesuatu yang Berharga Dalam Hidup (Cerita Peserta Didik Tentang Hal Yang Berharga Dalam Hidup Mereka)
Dokumentasi: Di salah satu kelas favoritku
“Barang
ini adalah peninggalan Papa sebelum beliau meninggal, ini menjadi barang
kesayanganku”, suasana langsung hening dan cerita diakhiri dengan tangisan.
Kalimat
di atas adalah ucapan yang disampaikan oleh salah satu peserta didikku. Minggu lalu,
aku melakukan sebuah eksperimen di kelas. Sebelum pembelajaran di mulai, aku
berupaya mengajak anak-anak berekspresi dan lebih banyak menceritakan tentang
diri mereka. Aku menyuruh mereka membawa barang berharga di hidup mereka. Antuasias
sekali mereka menceritakan barang yang mereka bawa. Suasana kelas menjadi riuh
dan tentunya mereka berdebar ketika harus tampil di depan kelas.
Cerita
mereka sangat beragam, dari yang sedih, Bahagia dan juga terkesan apa adanya. Meskipun
ada anak yang tidak mau terbuka menceritakan segalanya, namun keberanian mereka
patut diacungi jempol. Setiap anak memiliki ceritanya sendiri-sendiri, mereka
kuat dan mampu bertahan sejauh ini dengan merawat barang tersebut.
Seberapa
penting hal ini dilakukan? Menurutku ini sangat penting, selain untuk membuat
mereka lebih berani dan mengenal diri mereka. Hal ini juga sebagai ajang untuk
mendekatkan hubungan antarpeserta didik, agar saling menguatkan dan mengenal sesama
mereka.
Bagiku
ini adalah caraku juga belajar dari mereka. Belajar cara mengenal dan mencari
tahu apa yang berharga dalam hidup mereka. Nyatanya selain barang ada juga yang
menceritakan tentang sesuatu yang berharga yaitu keluarga. Namun ada juga yang
telah mengenal dengan dalam, kalau yang berharga adalah diri mereka sendiri. Wow,
ini jawaban yang keren sekali menurutku, bahwa sesuatu yang berharga memang diri
sendiri dulu barulah barang-barang dan orang di sekitar mereka.
Membawa
barang yang berharga dalam hidup adalah suatu momen yang aku kaitkan dengan pembelajaran
yang berjudul tentang “Kedaulatan”, sebagai guru Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PKN), aku membuat pembelajaran supaya lebih menyenangkan. Pembelajaran
PKN yang terkesan kaku dibuat semenarik mungkin, sehingga bisa dekat dengan
kehidupan peserta didik. Nah, Kedaulatan yang berarti kekuasaan tertinggi
membuat anak-anak melihat secara nyata, kalau barang yang mereka anggap berharga
adalah suatu yang harus mereka jaga dan rawat (Amanah), bukan sebagai sesuatu
yang lebih berkuasa dibanding diri sendiri. Mereka harus bisa mengontrol dalam
penggunaannya, contohnya barang berharga itu adalah Handphone. Mereka
harus belajar untuk mengontrol penggunaan Handphone, jangan sampai lebih
berkuasa dibanding diri mereka sendiri.
Selain
itu, aku ajak mereka untuk melihat bentuk kedaulatan. Kedaulatan dalam sebuah
negara ada yang kedaulatan ke dalam dan ada kedaultan ke luar, namun di sini
aku mengibaratkan kedaulatan atau kekuasaan tertinggi ini dengan kedaulatan
diri mereka sendiri secara individu. Misalnya seperti ini, Kedaulatan ke dalam yaitu
kekuasaan tertinggi untuk mengatur dan mengontrol diri sendiri. Sementara kedaulatan
ke luar yaitu kekuasaan tertinggi untuk berhubungan dan bekerja sama dengan
orang lain (mereka harus tahu dengan siapa mereka berteman, dan teman seperti
apa yang bisa mengajak ke hal yang baik dan tentunya sama-sama mengarah ke arah
yang baik).
Sungguh
rasanya begitu menyenangkan mendengar cerita mereka. Meskipun aku masih belajar
untuk memberikan analogi pembelajaran yang sesuai dengan kehidupan mereka. Aku berharap
bisa konsisten menemukan dan mencari cara yang unik dalam pembelajaran. Sehingga
anak-anak tidak bosan dan dapat berekspresi dengan bebas di depan kelas.
Semoga
Bapak Ibu guru di luar sana banyak mencari tahu peserta didik mereka. Ketimbang
memberikan tugas saja. Sehingga ikatan antara guru dan peserta didik semakin
terjalin dengan baik.
Terima
kasih anak-anak sudah berbagi cerita dengan ibu. Semoga bisa terus sama-sama
saling belajar dan menguatkan ya.
Komentar
Posting Komentar