Guru yang Buta
Sudah lama saya tidak mengisi tulisan di blog pribadi ini, kesibukan yang menumpuk,
ditambah dengan kehadiran putri kecil dihidup saya membuat saya tidak banyak
menulis di blog. Ada beberapa hal yang ingin saya ceritakan, tetapi bagian ini
yang paling membuat saya harus bercerita.
Saya
menyadari bahwa profesi saya sebagai guru memiliki banyak tantangan. Salah satu
tantangan yaitu bagaimana cara agar keinginan saya tercapai?. Keinginan
saya banyak, salah satunya saya ingin menjadi guru yang tidak hanya mengajar
tetapi juga dapat mendidik murid saya menjadi orang yang mencintai dirinya,
menyadari bahwa mereka berharga dan membuat mereka berhasil dengan versi
terbaik mereka. Tetapi nyatanya, tidak semudah yang dibayangkan, saya menemui kekhawatiran.
Kekhawatiran
saya berlanjut Ketika saya melihat berbagai permasalahan yang datang dari kelas
yang saya bimbing, hampir setiap hari ada saja masalah. Saya lama berpikir dan
saya mencoba merefleksi, apa yang salah dari saya? Apa yang harus saya lakukan?
Bagaimana cara saya supaya mengenal mereka dengan baik?.
Kehadiran
saya yang baru masuk di pertengahan semester ini ternyata cukup sulit bagi saya
untuk beradaptasi, mungkin ini salah satu ujian yang harus saya lewati. Tetapi sampai
hari ini saya masih belum menemukan cara yang tepat agar saya bisa mengatasi
permasalahan yang ada.
Saya
sering mendengar bahwa suatu tempat akan menjadi teratur jika dibuat sebuah
aturan dan kesepakatan yang disepakati Bersama. Kesepakatan hanya tinggal
kesepakatan, padahal dari sanalah harusnya kita belajar bertanggung jawab dan memperlihatkan
siapa diri pribadi sebenarnya.
Saya
saat ini masih menjadi guru yang buta, guru yang tidak bisa mengenal dan melihat
siapa yang saya hadapi, tetapi apakah saya harus pasrah atau menyerah?
Saya
tidak boleh pesimis, sesekali mungkin boleh menangis, karena saya tahu manusia
memiliki emosi, saya tidak harus menahannya. Saat ini saya akan terus mencoba
mencari cara, sehingga saya bisa menemukan solusi yang terbaik.
Saya
selalu yakin, setiap masalah pasti ada solusi dan biasanya hal itu bisa ditemukan
jika saya sudah ikhtiar dan bersungguh-sungguh dalam mengatasinya. Saya terus
berdoa semoga Tuhan mudahkan Langkah saya dan memberikan hidayah kepada
orang-orang yang masih belum tahu cara terbaik menjadi dirinya.
Semoga
Tuhan selalu kuatkan saya. Tuhan bantu saya ikhlas untuk menerima segala
ketetapanMu dan berikan saya pencerahan dalam menghadapi segalanya.
Saya
selalu ingat tentang sebuah kalimat
“Kita
tidak dapat mengubah orang lain, yang dapat kita ubah adalah diri kita sendiri,
kita tidak dapat mengendalikan orang lain, yang dapat kita kendalikan adalah diri
kita sendiri”.
Semangat ibu
BalasHapus