Menulis adalah Canduku
(foto by google)
Sejak dulunya aku suka
membuat cerpen, mengarang didepan kelas, menulis puisi bahkan menulis pantun. Menulis
ini dimulai dari kecintaanku terhadap salah satu mata pelajaran disekolah. Masa
sekolah aku suka pelajaran Bahasa Indonesia, bagiku belajar Bahasa Indonesia
dan segala unsur didalamnya adalah suatu kebahagiaan. Aku selalu antusias jika
mendapat tugas untuk menulis karangan, menulis puisi dan mempresentasikan
didepan kelas. Setiap kali belajar aku selalu terasah untuk terus menampilkan
yang terbaik. Hingga aku menyukai dunia tulis menulis sampai saat ini.
Aku suka dengan dunia
tulis menulis. Menulis seperti candu yang membuat aku terus ingin menulis. Menulis
seperti menceritakan keresahan yang ada dihatiku dan pikiranku. Menulis membuat
aku menjadi lebih percaya diri dan lebih bersemangat dalam mengeluarkan apa
yang aku rasakan. Memang aku tidak punya prestasi yang begitu banyak tentang
menulis, tetapi setiap hari aku selalu berusaha produktif dengan terus menulis,
meskipun tidak setiap hari update di
blog atau di media sosial karena menulis bagiku ada yang hanya dikonsumsi
secara pribadi.
Aku menulis karena
ingin melihat sampai dimana aku bisa menuangkan isi dipikiranku, aku tidak
peduli dengan orang yang terkadang meremahkan tulisanku. Berkarya dan belajar
menulis dan masih tetap mencintai sampai saat ini adalah kebanggaan tersendiri
bagiku. Menulis ingin aku tularkan kepada siapa saja, agar apa yang dirasa
dapat tergambar jelas dengan tulisan tanpa harus banyak bicara.
Pernah suatu kali orang
bertanya tentang blog yang aku tulis, aku tahu dia bercanda tetapi mungkin
tidak pada tempatnya “wah, sekarang sibuk nulis ya? Udah berapa uang yang
didapat dengan menulis di blog? Apakah bisa kaya?”, mungkin banyak sedikit
seperti itu dengan nada meremehkan. Tentu saja anggapan seperti itu aku timpali
dengan senyuman dan menjawab “Alhamdulillah dengan tulisanku ada orang yang terinspirasi,
aku tidak mencari uang dengan tulisan yang aku tulis, aku hanya menularkan
kebaikan yang ada dikepala dalam bentuk tulisan”. Aku selalu tersenyum jikalau
ada yang meremehkan dan mengatai tulisanku. memang sesuatu harus dilihat dari
berbagai sisi, komentar orang lain tidak selamanya buruk, mengomentari berarti
peduli, ya aku melihat sisi positif yang dikatakan orang tersebut.
Sedikit bercerita, aku
mulai mengikuti lomba menulis ketika dibangku kuliah. Semasa sekolah, aku tidak
begitu berani ikut dalam perlombaan, mungkin saat itu nyaliku ciut karena
saingan cukup banyak disekolahku. Aku mulai aktif mengirimkan tulisanku dengan
mengikuti lomba essay khusus pelajar Indonesia se-dunia, meskipun tidak menang,
tetapi aku bangga masuk menjadi peserta dan tentu saja pengalaman baru bagiku. Selain
itu aku juga pernah ikut dalam pembuatan cerpen di salah satu penerbit dengan
kumpulan cerpen orang lain yang dikumpul jadi satu. Aku juga suka menulis karya
ilmiah dan Alhamdulillah pernah masuk 4 besar tingkat nasional di Universitas
Surabaya yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa PPKn tingkat nasional.
Aku tahu esensi menulis
bukanlah tentang banyaknya penghargaan yang didapat, ku pikir itu adalah bonus
dari tulisan yang dibuat. Meskipun tanpa hadiah, aku akan selalu menulis. Menulis
tidak hanya tentang apa yang didapatkan tetapi apa yang bisa berdampak dari
tulisan itu, contohnya bisa menyentuh hati orang lain dan bisa membuat orang
lain nyaman serta menunggu apa yang kita tulis.
Aku juga sering
mengikuti seminar dan workshop tentang menulis. Melihat seminar dan hadir dalam
event menulis membuat kita semakin terpacu untuk selalu belajar dan tidak
hentinya belajar menulis. Aku tahu masih banyak yang harus aku pelajari dengan
memperbaiki serta mengembangkan lagi apa yang aku tulis. Tetapi aku selalu
menikmati setiap proses itu, proses yang selalu membuat aku semangat dan candu
untuk terus menulis.
Komentar
Posting Komentar