Jangan Menyerah, Kamu Bisa Kuliah


Pose foto untuk menyemangati

“Masa sih, kamu mau kuliah?, mau bayar kuliah pakai apa?”, kata itu keluar dari mulut orang-orang di sekitar rumahku. Ya, aku memang tidak mendapat dukungan banyak dari mereka. Malah aku dianggap anak yang tidak tahu diuntung karena masih ingin kuliah saat kondisi keluarga tidak memungkinkan saat itu.

Aku optimis bisa kuliah. Aku memang bukan anak yang pintar, tetapi aku masih bisa masuk di peringkat empat besar di kelas yang memang persaingannya cukup tinggi aku rasakan di penjurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Semua orang sepertinya berlomba-lomba untuk mendapatkan hasil terbaik.

Aku tidak mau ketinggalan untuk memberikan hasil yang terbaik pada saat di sekolah, Alhamdulillah aku mendapat rekomendasi dari sekolah untuk mendaftar ke kampus dengan jalur PMDK atau jalur undangan. Sekaligus bisa mendaftar beasiswa dengan Bidikmisi. Nah, Bidikmisi ini waktu itu pertama kalinya dilaksanakan di sekolahku. Aku belajar mandiri untuk mendaftar beasiswa ini, ya tidak ada panduan lengkap dan aku mengisi apa adanya saja. Pada akhirnya aku tidak berkesempatan untuk mendapatkan beasiswa ini. Ya tidak mengapa aku masih berharap masih bisa lulus PMDK.

Namun nyatanya, ketika pengumuman hasil PMDK aku tidak lulus. Aku masih berpositif thinking untuk tes selanjutnya, aku mengikuti tes SBMPTN (Tes Tulis) dengan jurusan yang sama saat aku mendaftar PMDK yaitu Pendidikan Matematika. Sayangnya aku tidak melihat Passing Grade dan peminatan pada jurusan ini. Ternyata jurusan Pendidikan Matematika adalah jurusan favorit di kampus yang aku tuju. Memang dulu rasanya aku sangat kekurangan informasi tentang perkuliahan, bukan karena tidak mau mencari, tetapi saat itu memang tidak seperti sekarang, informasi masa itu cukup terbatas.

Aku sudah menjalani tes tulis dan tibalah saat pengumuman hasilnya, sayangnya aku juga dinyatakan tidak lulus. Sedih? Sedih banget, malah berpikir untuk bersiap mencari jalan keluar lain, aku tidak mau berlarut dalam kesedihan. Aku mengurus jalur untuk prestasi, nah, di sini aku sudah tidak mendaftar jurusan yang sama pada sebelumnya, aku urus jalur prestasi di jurusan pendidikan seni dan tari. Aku pikir, mungkin bukan jalanku untuk menjadi guru Matematika. Aku mengambil sisi apa yang aku sukai, kebetulan aku menyukai menari dan menyanyi. Mungkinkah aku cocok di jurusan kesenian? Aku datang kembali mendaftar di kampus yang sama, ya, di Padang. Tetapi aku terkejut, ketika sampai di Padang nyanyatanya sudah tutup untuk penerimaan mahasiswa kesenian jalur prestasi. Ada salah satu dosen di sana yang bilang, “sudah tidak bisa lagi, sana, tahun depan ikut tes lagi”, jujur saat itu aku cukup terpukul dengan kata-kata si Bapak ini. Ya memang juga salahku kenapa terlambat datang. Tetapi dengan perlakuan yang kurang menyenangkan itu, aku mengurungkan niatku untuk mendaftar di jurusan seni.

Saat itu, aku hampir putus asa, ku telpon ibu yang saat itu ada di rumah. Aku menangis di situ, ya, menangis karena jalanku ternyata selalu terhambat. Sampai aku berpikir, mungkin Tuhan tidak izinkan aku untuk kuliah. Mungkin aku memang tidak harus berada di kampus ini dan mendaftar di sini. Tetapi, ibu selalu menguatkan aku, ibu bilang “Kamu harus kuliah, bagaimanapun pasti ada jalan masuk ke kampus itu, ibu percaya kamu pasti bisa hadapi ini, sudah, jangan nangis, coba tanya orang-orang di sana dan cek lagi, apa ada jalur lain selain jalur prestasi yang diadakan di kampus itu”. saran ibu membuat aku tertegun, memang beliau tidak tamat sekolah dasar, tetapi beliau sangat mementingkan pendidikan anak-anaknya dan idenya adalah pencerahan dan solusi yang tak pernah aku duga.

Aku mengikuti saran ibu dan berkeliling membaca pengumuman di kampus itu. Alhamdulillah, ada spanduk besar yang bertuliskan jadwal akademik kampus yang sedang membuka pendaftaran untuk jalur reguler mandiri. Wah, aku kaget dan senang mendengar berita ini. Aku daftar dan bersemangat lagi untuk bisa kuliah. Aku mengambil jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, karena memang ini nilai paling tinggi di raport dan aku juga suka pelajarannya semasa di sekolah, selain itu aku juga mengambil dua jurusan lain, seperti Sejarah dan Bahasa Indonesia. Akhirnya aku lulus di jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, ya pilihan pertamaku saat itu. Bahagia dan rasanya campur aduk.

Mungkin ada yang bertanya, lah, bukannya ekonomi keluargaku saat itu susah, kenapa bisa aku ke Padang? Padahal saat itu domisiliku di Kerinci, Jambi. Jawabannya karena aku menggunakan hasil tabunganku semasa di SMA. Ya, aku sudah diajarkan untuk menabung, aku tabung setiap hari uang belanja yang diberi ibu kepadaku. Alhamdulillah, uang itu bisa mencukupiku untuk perjalananku selama di Padang.

Lalu mungkin ada yang bertanya, dengan apa aku bisa kuliah? Sementara aku mengambil jalur reguler mandiri, yang terbilang cukup mahal biaya kuliahnya. Alhamdulillah, keluargaku di saat itu ada rezeki untuk awal aku masuk keperkuliahan. Aku tahu diri, karena tidak selamanya aku bisa dibiayai. Aku memburu beasiswa. Pada akhirnya aku berhasil mendapatkan tiga beasiswa sampai aku tamat kuliah, tentunya dengan penerimaan yang tidak bersamaan, beasiswa ini di tahun yang berbeda sampai aku tamat. Cara mendapatkan beasiswa sudah pernah aku bahas di blog ini juga, silahkan cek trik dan tipsnya ya.

Bagiku, semua orang jika punya keinginan untuk kuliah, pasti akan ada jalan, selama dia mau berusaha dan berdoa. Jalan itu selalu datang di waktu dan saat yang tidak terduga. Aku bersyukur bisa merasakan nikmatnya kuliah dan juga bisa mengaplikasikan ilmu yang aku dapatkan selama di kampus dulu. Selain itu, aku juga berusaha untuk belajar dan terus belajar menjadi pendidik yang memang berupaya berinovasi demi pendidikan di Indonesia.

Jika kamu saat ini masih ragu bahkan bingung namun berkeinginan kuat untuk kuliah. Menurutku kejar dan gapailah mimpi itu. Karena memang tidak semua orang ingin berusaha mendapatkannya, kebanyakan ada yang menyerah bahkan ada yang dipaksa menyerah. Tetapi selalu ingat bahwa jika kita terus berusaha maka Allah akan menunjukkan yang terbaik untuk kita. Allah sudah menakdirkan semuanya. Kita tinggal memilih mana yang mau kita lewati dan ikuti. Sekali lagi, jangan menyerah, kamu bisa kuliah.





Komentar

  1. Inspiratif ya,,semangat teruss,, semoga terus menginspirasi 😊🙌

    BalasHapus
  2. Wah, dikunjungi sama yang udah banyak menginspirasi nih. Makasih udah berkunjung zik.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Guru Raih Prestasi Internasional Berkat Menulis

Bernostalgia di Aplikasi Facebook

Writing By Heart