Jangan Menyepelekan Waktu


Waktu memang cepat berlalu, sangat cepat tanpa ada kesempatan untuk kembali memperbaiki apa yang sudah terjadi. Jika kamu bisa kembali ke masa lalu apa yang ingin kamu perbaiki?

Aku sering sekali tertipu oleh waktu, karena rasanya beberapa hal lewat begitu saja. Aku mungkin merasa menyesal, Tetapi aku berusaha untuk menerima apa yang sudah terjadi. Bisa jadi ini takdir Allah kepada ku, untuk bisa lebih menghargai waktu, karena aku tak tahu sampai kapan batas usiaku.

Aku belajar dari waktu. Belajar untuk menikmati waktu dan lebih menghargai waktu. Ada beberapa peristiwa yang membuat aku selalu ingat kenapa harus dan pentingnya tentang memanfaatkan waktu. Seperti saat kepergian orang yang aku sayangi, iya Ayahku. Aku bahkan merasa sedih kenapa hanya sedikit memori bersama sosok Ayah ketika beliau masih hidup dulu. Sempat dulu terpikir, kenapa Allah memilih aku untuk merasakan semua kesedihan ini?

Pahit jika berbicara tentang waktu, makanya sampai sekarang aku berusaha untuk memaksimalkan dan tidak ingin melewatkan waktu. Meskipun aku terkesan terburu-buru, sebenarnya secara tidak langsung beberapa peristiwa mengingatkanku untuk selalu tepat waktu.

Aku juga masih belajar dalam memanfaatkan waktu dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Banyak tantangan dan halangan yang terjadi saat kita memilih memprioritaskan waktu untuk orang yang memang berarti dalam hidup.

Selain itu, terkadang kebiasaan untuk selalu tepat waktu terbawa sampai ke pekerjaan. Memang bagus ini bisa diterapkan, tapi ternyata ada minusnya, ada banyak hal yang harus dipertimbangkan, karena tidak semua orang memiliki ritme dan cara kerja yang cepat sesuai waktu yang ditetapkan. Perlu adanya kerjasama bersama dan mencocokan lagi ritme secara bersama sehingga hasilnya juga memuaskan dan maksimal.

Aku sering intropeksi apakah memang aku terkesan cepat dan buru-buru, apakah memang karena aku tidak ingin melewatkan waktu. Atau memang seperti itu khas diriku?

Rasanya tidak hanya satu orang yang bilang aku serba cepat. Dalam berbicara aku juga cepat, sempat dimarahi ibu dulu karena apa yang aku ucapkan tidak jelas. Dalam berbagai hal ingin sekali jadi si cepat (bukan promosi agen pengiriman ya) tapi aku tahu tidak selamanya bisa selamat. Lambat asal selamat memang bagus, tapi menurutku ini tidak bisa diterapkan dalam semua kondisi.

Ada kondisi dimana kita harus cepat, mencari tahu lebih cepat, namun ada waktu dimana kita lambat dan mengatur perlahan dan pelan.

Jangan pernah menyepelekan waktu, mungkin saat ini kita bisa menikmati udara segar tiap hari, menikmati cahaya pagi dan bisa santai menikmati hembusan angin sambil menyeruput kopi. Namun kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi malam ini, apa yang akan terjadi sejam lagi, apa yang akan menimpa semenit lagi dan bahkan apa yang terjadi sedetik lagi. Allahualam, Allah maha kuasa atas segala sesuatu.

Makanya bisa dibilang aku trauma dengan waktu, banyak ketakutan yang timbul dihati ku. Bagaimana saat-saat akhir waktuku? Apakah aku sudah siap menghadapinya? Apa yang terjadi padaku jika ada orang terdekatku meninggalkan aku? Apakah aku sudah bisa membahagiakannya sebelum kepergiannya?

Banyak sekali pertanyaan dan ketakutan yang muncul pada diriku. Jadi, jika kita sudah diberi kelapangan waktu, bisa berada dengan orang tersayang. Bisa menikmati indahnya alam dan masih banyak kenikmatan lainnya yang tidak bisa diungkapkan, maka bersyukurlah dan jangan disepelekan. Ada banyak hal yang patut kita syukuri terus menerus.

Kita tidak punya mesin waktu seperti doraemon yang bisa kembali ke masa lalu, atau bahkan kita juga tidak bisa barang sedetik melihat orang yang kita sayangi di masa lalu, tidak bisa dan tidak akan pernah bisa.

Jika kamu memang nanti menemukan mesin waktu. Ingin bertemu siapakah kamu di masa lalu? Jika memang bisa kembali di masa lalu, aku rasa banyak orang yang akan menyepelekan waktu. Banyak orang yang akan seenaknya dan bisa saja kembali memperbaiki jika dia ingin saja.

Tapi Allah maha adil, setiap waktu yang sudah kita lewati memberikan kekuatan dan pasti ada ujian. Apakah kita lulus ujian atau tidak tergantung cara kita memanfaatkan waktu atau malah membuang waktu? dan dari sana kita sadar bahwa setiap kita punya batas waktu. Tidak ada yang abadi yang abadi hanya si pencipta langit dan bumi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Guru Raih Prestasi Internasional Berkat Menulis

Bernostalgia di Aplikasi Facebook

Writing By Heart