Perjalanan Hijrahku




Setiap orang punya cerita tersendiri mengapa dia mulai hijrah. Kata hijrah berarti berpindah atau berubah. Nah, hijrah juga berarti berubah kearah yang lebih baik. Hijrah jika dikaitkan dengan agama islam yang berarti seseorang yang menuju arah yang lebih baik. Misalkan dulunya tidak atau kurang peduli dengan agama, sekarang sudah mulai belajar tentang agama.

Hijrah pada seorang wanita pertama kali terlihat pada cara berpakaiannya. Dulunya memakai baju yang menampakkan aurat berubah menutup rapat aurat. Dulunya jilbabnya hanya sampai leher sekarang sudah menutup dada.

Kata hijrah banyak dipakai dalam proses kehidupan seseorang. Hijrah juga semakin diminati karena juga di perlihatkan oleh beberapa orang public figure. Hijrah juga berkaitan dengan bagaimana seseorang bisa memulai kehidupan baru yang lebih baik. Namun ada juga yang hijrah dulunya lalu kembali ke penampilan semula, sungguh sangat disayangkan sekali tetapi mungkin setiap orang punya hak dan alasan untuk hidupnya mengapa bisa berbuat demikian, hanya saja hak maha pencipta sudah dilanggar disini karena tidak menjalankan apa yang diperintahkan.

Berbicara tentang perjalanan hijrah, aku memulai hijrah atau kurang lebih memakai jilbab ketika duduk di bangku SMA kelas 2. Saat itu disekolahku belum ada peraturan seperti sekarang harus memakai jilbab. Awal aku memakai jilbab karena penasaran, aku belum tahu bahwa jilbab itu wajib bagi wanita muslim. Ibuku sempat melarangku menggunakan jilbab, kata beliau aku terlihat tua. Tetapi Aku masih pakai jilbab ke sekolah, tapi ketika dirumah jilbabku tidak ku pakai, ya intinya kadang pakai kadang nggak kecuali ke sekolah. Berlanjut ketika masuk perguruan tinggi. Awal perkuliahan di tahun satu aku menggunakan jilbab tapi lagi-lagi keluar rumah ku buka. Alhamdulillah tahun ke dua aku dan teman-temanku sudah mantap memakai jilbab saat keluar rumah.

Pakaianku masih terlihat ketat dengan jilbabku yang tidak menutup dada. Aku masih suka pakai jeans dan suka memakai baju ketat. Awalnya aku tidak berpikir bahwa itu cara berpakaian yang salah, mulailah aku mengikuti suatu pengajian atau ceramah dan mencari tahu lebih dalam di kitab suci yang ku miliki yaitu firman Allah Al-Quran, disana tepatnya di surah Al-Ahzab: 59, aku tertegun karena harusnya jilbab itu dipakai dengan pakaian yang longgar dan dijulurkan ke dada.

Aku mulai jarang memakai baju diatas pinggul, sudah risih memakai celana jeans dan sudah mulai jilbabku menutup dada. Mungkin itulah hidayah pertama yang ku dapat ketika mengetahui tentang cara berpakaian seorang muslimah yang benar itu seperti apa. Ditambah dengan adanya salah satu hadis nabi yang mengatakan bahwa selangkah keluar rumah tanpa menutup aurat maka selangkah pula ayah masuk ke neraka, terbayang olehku betapa aku belum mampu membalas jasa seorang ayah, apalagi sekarang beliau sudah meninggal, aku tidak ingin beliau sedih melihatku saat aku tidak menutup auratku.

Aku terus belajar tentang agama islam, aku merasa tertarik dan mencari tahu setiap kebenaran yang ada. Mulai cara sholat yang benar, sunnah nabi dan kewajiban apa yang selama ini aku abaikan. Aku ternyata tidak sendiri dalam mendalami islam. Alhamdulilah teman sekamarku Gusdanela juga menyukai topic tentang agama, bahkan kami mencari bersama-sama kebenaran setiap hal yang kami temukan dengan mencari landasan hadis dan firman Allah yang mengarahkan kami kearah yang lebih baik.

Ternyata tidak sampai disitu saja. Waktu itu ketika kuliah praktek kuliah lapangan yaitu mengajar, aku sekamar dengan seorang akhwat, aku melihat dia sangat rajin beribadah, tidak pernah tinggal shalat duha, puasa senin kamis dan juga sering shalat tahajud. Aku hanya melihat saja, meskipun aku tahu itu sunnah dan aku belum begitu melakukan hal yang dilakukannya. Setiap malam dia selalu mengaji dan sementara aku langsung membuat topic pembelajaran untuk besok. Aku merasa biasa awalnya namun aku mulai berpikir, kenapa ya aku hanya menjalankan shalat wajib saja sementara begitu banyak ibadah sunnah yang bisa ku lakukan. Aku tertarik mencari keutamaan ibadah sunnah yang dikerjakan itu, ku cari tahu pahala apa yang didapat dan mengapa harus mengerjakannya. Alhamdulillah aku mulai menjalankan shalat duha dan shalat tahajud meskipun bolong-bolong. Tapi setidaknya aku berusaha untuk melakukannya.

Mungkin banyak orang beribadah kepada Allah tapi tidak tahu mengapa dia beribadah atau sekedar ibadah tanpa tahu nikmat-nikmat atau pahala apa saja yang ada pada ibadah tersebut. Aku bukan orang yang langsung menerima. Aku lebih suka mencari informasi benar atau tidaknya dan setelah aku tahu dan landasannya ada makanya aku ikuti seperti hadist nabi dan firman Allah.

Alhamdulillah hijrahku berlanjut ketika aku bertanya kepada seorang lelaki tentang tipe wanita ideal itu seperti apa, dia menjawab bahwa wanita yang memakai hijab seperti akhwat yang menutup dada dengan jilbab lampisnya itu menarik hatinya dan itu tipe wanita yang diinginkan seorang lelaki. Karena mengapa, biasanya lelaki lebih cenderung penasaran dengan wanita seperti itu, wanita itu sudah tentu mencoba lebih dekat kepada Allah. Aku merasa tersadar ketika itu, bahwa benar juga bahwa pakaian yang ku pakai masih terawang meskipun sudah mulai menutup dada. Aku mulai belajar memakai jilbab lampis dua, awalnya aku kurang percaya diri. Tapi lama-lama aku terbiasa.
Hijrahku tidak sendiri, teman-teman yang satu organisasi denganku juga mulai memakai jilbab yang sama denganku. Aku merasa gembira bisa bersama-sama hijrah dan menjemput hidayah dengan teman-temanku.

Sebenarnya hijrah itu bukan hanya tentang berubahnya gaya berbusana atau berpakaian tetapi intinya adalah hati yang sudah berubah, namun hal ini dapat dimulai dengan cara berpakaian karena artinya kita sudah menjalankan kewajiban sesuai yang dianjurkan. Hijrah juga dikaitkan dengan menjemput hidayah. Hidayah tentu sudah ada pada setiap orang, hanya saja apakah kita mau mengambilnya atau malah dibiarkan begitu saja sampai kita lupa dan takdir maut menjemput kita sebelum kita berubah.
Hati yang hijrah harus terus diisi dengan amunisi agar terus istiqamah, artinya setiap hati harus terus belajar tentang ilmu agama, sering mendengar kajian dan mulai meninggalkan hal-hal yang diharamkan. Kalau sudah hijrah hati pasti akan lebih tenang, tidak bimbang Karena selalu menyertakan Allah dalam hidupnya.

Aku juga masih perlu belajar dan mencoba untuk terus istiqamah, aku tidak mau merasa paling benar dan aku juga terus berupaya berubah menuju arah yang lebih baik. Oleh karena itu, sampai saat ini pun aku masih dalam proses hijrah karena aku pernah  membaca surah Al-Baqarah:286 yang artinya “wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu”. Ya, aku masih terus berproses agar bisa menjaga iman berada dijalan yang lurus dan semoga terus bisa istiqamah dijalan Allah. Aamiin Ya Allah Aamiin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Guru Raih Prestasi Internasional Berkat Menulis

Bernostalgia di Aplikasi Facebook

Writing By Heart