Konsisten Itu Berat


Aku sadar sekali ternyata konsisten itu sangat berat, hal ini tidak sama dengan apa yang dikatakan Dilan pada filmnya yang bilang rindu itu berat , tapi ini lebih berat lagi. Menurutku orang yang konsisten itu jarang banget ditemukan, pasti nanti ada saja yang melenceng dan keluar dari ke konsistennya. Meskipun ada orang yang memegang teguh konsistennya tersebut tapi ya Cuma sedkit dari kebanyakan orang.

Konsisten sendiri berasal dari kata yang tidak berubah, tetap dan bisa dibilang berpegang teguh sama pendirian.  Kalau dalam bahasa islaminya itu istiqamah. Aku tahu aku termasuk orang yang kurang konsisten dalam menentukan apa yang aku mau, terkadang lari dari alurnya. Tapi aku cukup konsisten untuk masalah pekerjaan, mengapa? Karena aku sudah menemukan passionku yaitu mengajar.

Mengajar memang hal yang sangat aku cintai. Aku jatuh cinta dengan profesi ini. Profesi yang tidak hanya sekedar berdiri didepan kelas berbicara ini itu, tapi juga profesi yang sekaligus sudah menjadi hobi. Mengajar artinya berbagi kepada orang lain, aku suka menuangkan ilmu kepada orang lain, bagiku sama dengan menanam ladang pahala di akhirat. Mengajar juga mengasah kemampuanku untuk mengenal karakteristik dan pribadi anak didik. Banyak hal positif yang aku temukan dengan mengajar. Aku ingin sekali bisa terus berada di bidang ini.

Aku berusaha terus untuk tetap di jalur yang sama, aku mencari pekerjaan juga di background mengajar, aku pernah tergoda dengan pekerjaan lain yang begitu menggiurkan. Kembali lagi aku mencoba curhat sama Allah dan hati aku selalu tenang dan mencoba terus konsisten. Berat sekali untuk dijalur yang sama ketika banyak godaan pekerjaan yang menawarkan gaji besar dengan jabatan yang mumpuni. Tetapi mungkin itulah salah satu hal yang aku coba terus palingkan, selalu aku berkata dalam hati, bahwa hidup ini sebentar, mengapa tidak bermanfaat untuk masyarakat atau orang lain?.

Konsistenku ini sudah terjaga sekitar 3 tahun yang lalu, diawali dengan Praktek Kuliah Lapangan di sebuah Sekolah SMP Negeri, sekaligus mengajar di sebuah bimbingan belajar hingga tamat kuliah aku juga memilih jalur yang sama yaitu mengajar di SMA YARI School Padang.  aku selalu merasa bahagia ketika berada didalam kelas, aku mencoba menjadi guru yang bisa diterima oleh siswa, tentunya bisa disenangi dan dinantikan ketika jam pelajaran ku tiba. Aku bahagia ketika melihat wajah antusias siswa-siswaku yang ingin belajar denganku. Aku bahagia ketika siswaku bercerita tentang dirinya kepadaku ketika waktu senggang, bercerita tentang banyak hal. Aku sangat bahagia ketika aku sudah tidak bersama mereka seperti sekarang, namun mereka tetap berkomunikasi dan mengabari.

Aku rasa semua kebahagiaan yang ku dapatkan tidak bisa dibayarkan atau dinominalkan dengan apapun. Oleh karena inilah aku mencoba terus konsisten dijalanku walaupun aku tahu sangatlah berat memilih profesi sebagai seorang pengajar. Mengapa berat ya, salah satu alasannya Karena profesinya belum menjanjikan kecuali PNS dulu,seperti honor misalnya kalau kata orang sih, “buat beli bensin untuk motor aja masih kurang” karena dibayarkan Cuma sekitar 300 perbulan.

Banyak yang tidak mampu bertahan dan ujung-ujungnya mengambil pekerjaan diluar dari mengajar. Tapi entah mengapa, aku tetap berdiri paling depan dengan profesi ini, aku tahu masih banyak amal ku yang sangat kurang dan dengan mengajar aku bisa terus menabung dan menebar kebaikan yang mampu menjadi amal dan pahala yang berlimpah nantinya di akhirat.

Aku berharap seorang pengajar seperti honor di sekolah dapat hidup sejahtera, karena aku masih banyak melihat orang yang honor di sekolah sudah 10 tahun sampai 15 tahun belum juga diangkat menjadi PNS. Ya, kalau misalkan ada jalur yang bisa mengkhususkan mereka dijalur PNS maka itu lebih baik. Karena semua guru berhak mendapatkan kesejahteraan agar terus mendidik anak bangsa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Guru Raih Prestasi Internasional Berkat Menulis

Bernostalgia di Aplikasi Facebook

Writing By Heart